• socmed Facebook icon
  • socmed Instagram icon
  • socmed Twitter icon
  • socmed Youtube icon
Tokopedia
Tokopedia Blog - Home
MORE STORIES

Mengenal dan Mengatasi Speech Delay pada Anak

Share

Mengenal dan Mengatasi Speech Delay pada Anak

Berikut ini fakta-fakta tentang keterlambatan bicara atau speech delay yang kerap dialami balita. Ketahui penyebabnya agar penanganan lebih tepat.


Meskipun benar setiap anak tumbuh dan berkembang sesuai waktunya masing-masing, namun keterlambatan anak dalam pencapaian tertentu, seperti berbicara, dapat membuat banyak orang tua bertanya-tanya. 

Mungkin Anda salah satunya yang mempertanyakan, apakah kemampuan anak telah sesuai atau tertinggal bila dibandingkan anak-anak sebayanya? Salah satu yang kini kerap dikhawatirkan oleh orang tua adalah kemampuan berbicara yang terlambat, atau dikenal dengan istilah speech delay.

Istilah ini bisa jadi sudah akrab di telinga Anda karena 1-2 balita di sekitar Anda mengalami kondisi ini. Atau bahkan, anak Anda sendiri yang mengalaminya, hingga membuat Anda khawatir.

Beberapa tahun belakangan ini, speech delay merupakan salah satu kekhawatiran yang umum dialami orang tua. Banyak orang tua yang menebak-nebak apakah balitanya mengalami speech delay atau tidak, berusaha mengenali tanda-tandanya, dan cara menghindarinya. 

Menurut Jessica Miranda, M.Psi, psikolog klinis anak dari Klinik Tumbuh Kembang Anak Perhati, speech delay dalam bahasa Indonesia berarti keterlambatan bicara. “Ini merujuk pada proses keterlambatan bicara dan berbahasa yang tidak sesuai dengan perkembangan anak. Sebetulnya, Anak bisa dikatakan speech delay ketika ada kesenjangan yang cukup besar antara perkembangan bicara anak pada saat ini dengan dengan indikator perkembangan yang seharusnya,” ungkap Jessica.

Baca juga: Bunda, Latih Anak yang Terlambat Bicara Dengan Cara Ini Yuk!

Tahapan Komunikasi Dimulai Sejak Bayi

Jessica Miranda mengemukakan, bahwa tahapannya komunikasi manusia sangat spesifik sekali dan telah dimulai sejak bayi, contohnya tangisan saat dilahirkan. “Itu adalah bentuk komunikasi mirroring, ada interaksi dan komunikasi dua arah. Namun, pada bayi, komunikasinya hanya menjawab dengan tangisan dan tatapan,” jelas psikolog klinis anak ini.

Setelah tahapan menangis dan tatapan mata, di usia 4 bulan, anak akan mengeluarkan suara lembut dengan bunyi vokal yang disebut cooing. Kemudian, di usia 6 bulan ada babbling, yaitu suara yang tak beraturan dan diucapkan secara berulang. Contohnya, ba ba ba, ma ma ma, pa pa pa.”

 “Tapi, itu belum menunjukkan dia sedang memanggil orang tuanya,. Jadi hanya babbling saja” tutur Jessica. Saat anak berusia 9-10 bulan, biasanya akan melakukan echoing atau ekolalia, artinya meniru. Jessica menjelaskan.

“Anak di usia ini sudah bisa meniru suara yang dibuat oleh orang-orang sekitarnya. Di usia 10 bulan, orang tua bisa memperkenalkan pada anak suara-suara binatang, itu yang paling mudah. Jadi sebelum dia bisa meniru kata, dia bisa meniru suara binatang. Seperti, suara kucing, sapi, dan lain-lain. Karena kalau kata itu kan bunyi vokal ya, jadi harus memerlukan oral motor, otot-otot mulutnya.”

Perhatikan ‘Red Flag’ 

Setelah memasuki masa toddler, yaitu pada usia 1 tahun, anak akan dapat mengucapkan 1 kata yang memiliki arti. Di tahapan usia inilah orang tua dapat melihat red flag atau tanda-tanda bahaya dari speech delay. Kapan red flagnya dapat orang tua kenali? 

“Sebenarnya, kalau kita lihat indikator tumbuh kembang anak, itu sudah ada. Misalnya, tadi saya bilang, usia 12 bulan itu harusnya sudah bisa 1 kata. Berarti kapan orang tua harus memperhatikan tanda-tanda bahaya? Ada yang bilang, tunggu sampai 2 tahun. 

Ternyata menurut penelitian, tidak mesti tunggu sampai 24 bulan. Tapi, ketika usia 16-18 bulan itu belum muncul 1 kata, itu sudah tanda-tanda bahaya,” jawab Jessica. Pada bayi berusia 12 bulan, minimal sudah dapat mengucapkan 20-30 kata. 

Jikalau anak telah dapat memanggil orang tuanya dengan mengucapkan kata mama atau papa, ini berarti sudah termasuk 1 kata. Untuk itu, orang tua harus memastikan apakah kata-kata yang diucapkan anak tersebut bermakna atau tidak. “Biasanya, kalau dia sudah mulai mengucapkan ‘mama’, mulai menuju kata yang bermakna, itu akan mulai bertambah kosakatanya makin hari,” ucap Jessica.

Berikut ini adalah beberapa tanda-tanda bahaya yang paling mudah dikenali untuk anak usia 1 tahun yang dijelaskan oleh Jessica:

  1. Tidak mengeluarkan 1 kata.
  2. Anak tidak menunjuk pada sesuatu yang menyenangkan.
  3. Anak tidak mengalami fase babbling
  4. Tidak ada ekspresi pada wajah anak. Semisal, ketika diajak bermain cilukba, biasanya anak akan menunjukkan ekspresi ceria dan ada respon. Bila tidak, mungkin saja ini adalah red flag.

Kenali Jenisnya

Terdapat jenis-jenis speech delay yang perlu diketahui, yaitu bahasa reseptif, bahasa ekspresif, atau kombinasi keduanya. 

Speech delay bahasa reseptif adalah ketika anak mengalami gangguan untuk memahami bahasa. Jessica memberi contoh, bila orang tua meminta anak untuk mengambilkan tisu, anak tidak perlu bicara untuk memahami maksud dari ucapan orang tuanya.

Jika anak dapat mengambilkan tisu dan memberikannya pada orang tua, berarti ia tak mengalami gangguan bahasa reseptif. Yang kedua, adalah bahasa ekspresif. Ini terjadi ketika anak mengalami kesulitan untuk melakukan komunikasi secara verbal

 “Nah, ini berpengaruh ke komunikasi 2 arah, interaksi 2 arah. Biasanya gangguan bahasa ekspresif itu ciri-cirinya terlambat bicaranya, tidak mengeluarkan kata-kata, jadi lebih mudah terlihat dibandingkan bahasa reseptif. Contoh, bicaranya terbalik-balik. Ada juga bahasa reseptif yang berarti dia tidak bicara dan tidak mengerti. Biasanya ada permasalahan di kognitif,” jelas Jessica.

Itulah mengapa, bila orang tua merasa anak mengalami speech delay, harus melalui pengecekan secara menyeluruh. Pasalnya, yang perlu diketahui ayah dan ibu adalah, speech delayitu bukan diagnosa. 

“Speech delay ini adalah salah satu ciri terhadap diagnosa yang lainnya. Hanya tanda awal. Makanya ketika anak mengalami speech delay, baiknya orang tua sudah punya awareness,” tegas Jessica.

baca juga: Manfaat bermain untuk anak balita

Itu dia, Toppers. Beberapa cara untuk mengenal dan mengatasi speech delay pada anak, para orang tua harus selalu siaga perhatikan tumbuh kembang anak, serta jangan panik bila anak memiliki ciri-ciri speech delay, segera cari bantuan profesional.

banner tokopedia parents
Cek Tokopedia Parents dan dapatkan semua solusi untuk kebutuhan keluarga-mu

Share

TokopediaTokopedia

Related Articles

© 2009-2025, PT Tokopedia