Pahami arti posesif, ciri-ciri dan solusi mengatasinya. Agar tidak terjebak dalam hubungan tak sehat bersama pasangan.
Berawal dari cemburu dan takut kehilangan. Pelan-pelan berubah jadi mengekang, larangan untuk makan bersama teman kantor, mengabari 24 jam, bahkan tak ada waktu untuk diri sendiri. Akhirnya, menggunakan alasan cinta untuk membohongi diri.
Posesif adalah akar masalah yang serius dalam hubungan asmara. Tidak menutup kemungkinan hingga akhirnya salah satu di antaranya tidak lagi memiliki privasi atas dirinya sendiri, bahkan kejadian menguntit pun dapat terjadi.
Kepercayaan merupakan aspek yang sangat penting dalam hubungan. Penting untuk mengenal ciri-ciri sikap posesif yang mulai muncul, agar dapat dihentikan sebelum akhirnya dapat menghancurkan semuanya.
BACA JUGA: PERTANYAAN UNTUK PACAR: KETAHUI KARAKTER AGAR SALING KENAL
Arti Posesif
Posesif berkaitan erat dengan rasa kecemburuan yang akan berujung merusak hubungan. Sikap ini akan dipenuhi ketakutan dan perasaan tidak aman pada pasangan. Bahkan sekalipun telah melihat kenyataan, yang dipikirkan hanyalah ketidakpercayaan.
Perlu dibedakan antara rasa cinta dan rasa “memiliki” yang berlebihan. Rasa memiliki yang berlebihan akan membawa individu untuk mengendalikan pasangan seutuhnya.
Tentu hal tersebut tidak sehat sama sekali dalam hubungan, karena sejatinya couple yang baik harus bertumbuh bersama, bukan mengendalikan satu sama lain.
Ciri-ciri Posesif
Terkadang sikap posesif tidak langsung terlihat pada awal hubungan. Berikut tanda yang dapat membantu untuk mengenal awal sikap posesif:
1. Terlalu Cepat dalam Hubungan
Konteks terlalu cepat dalam hubungan posesif bukan mengenai keseriusan dan ingin segera membawa pasangan ke jenjang yang lebih serius. Jauh dari pada itu, seorang yang posesif akan berusaha membuat pasangannya terikat secara tidak sehat padanya.
Seperti saat baru memulai hubungan, namun dengan buru-buru meminta untuk tinggal bersama setiap hari.
Tujuannya agar dapat memonitor apa saja yang pasangannya lakukan setiap saat dan memudahkan dia untuk pelan-pelan mengontrol seluruh kegiatan pasangannya.
2. Melacak Keberadaan Pasangan
Bertanya mengenai keberadaan pasangan tentu saja hal yang wajar, namun bagaimana bila hal tersebut dipertanyakan terus menerus selama seharian penuh?
Bahkan terkadang ada pasangan posesif yang meminta bukti foto tempat pasangannya berada.
Hal tersebut merupakan awal mula sikap posesif, berhati-hati dan berikan batasan mengenai hal tersebut agar dapat menghilangkan rasa tidak aman dan ketidakpercayaan terhadap pasangan.
3. Tidak Bisa Memiliki Privasi
Meminta password sosial media hingga akun lainnya dapat menjadi awal mula sikap posesif dibentuk. Awalnya hanya membuka sekali, lama-lama setiap hari, hingga akhirnya setiap waktu dan menaruh penuh kecurigaan atas setiap aktivitas sosial medianya.
Penting untuk membatasi hal ini, agar memahami bahwa privasi adalah hak setiap individu. Jalanilah hubungan tanpa mengekang satu sama lain hingga melewati batas privasi miliknya.
4. Mencoba Mengontrol Waktu Pasangan
Larangan untuk keluar bersama teman, pulang kantor harus langsung balik ke rumah. Tidak boleh singgah ke tempat lain dan harus menghubungi di waktu yang telah ditentukan adalah sikap posesif yang sangat mengganggu.
Sikap posesif akan coba mengontrol waktu yang digunakan pasangannya agar hanya berfokus hanya pada waktu bersama.
Hal tersebut tentu tidak sehat, setiap orang perlu memiliki kehidupan yang seimbang, ada waktu bersama pasangan dan ada waktu untuk kehidupan sosial.
5. Tidak Ada “Me Time”
Beberapa orang membutuhkan ruang khusus dengan dirinya sendiri untuk memulihkan diri setelah merasa lelah sepanjang hari akan aktivitas yang padat. Beberapa orang melakukan me time dengan menonton film atau membaca buku sendirian.
Namun, pada pasangan yang posesif tidak akan ada ruang bagi diri sendiri. Semuanya harus dilakukan atas persetujuannya dan dikendalikan langsung olehnya.
Tentu hal tersebut perlahan-lahan akan membuat pasangan semakin lelah dan hubungan semakin rusak.
6. Menghubungi Sepanjang Hari
Percayalah, bahwa ada pasangan posesif yang terus menghubungi sekalipun sedang berada di dalam toilet. Memiliki pacar posesif akan sangat melelahkan, ia tidak akan mempercayai pasangannya sampai melihat buktinya sendiri.
Menghubungi pasangan bukan hal yang salah, namun bila terus menerus hingga mengganggunya, maka hal tersebut tentu sudah tidak lagi sehat. Sehingga ia akan merasa kelelahan dan berakhir memutuskan hubungan satu sama lain.
Baca Juga: Toxic Relationship: Ini Pengertian, Tanda dan Solusinya
Solusi Menghilangkan Sifat Posesif
Jika kamu mulai menyadari akan sifat posesif tersebut, segera hindari dan cari solusi untuk menyelesaikannya. Berikut beberapa cara tepat yang bisa dilakukan:
1. Pahami Akar Permasalahannya
Sesungguhnya sifat posesif tidak muncul secara tiba-tiba, namun perlahan telah ada dan dibiasakan. Baru saja saat kita sadari bahwa sikap tersebut sudah memburuk ternyata telah sulit dihentikan.
Bisa saja sikap ini berawal dari ketakutan di masa lalu atau kejadian lainnya yang membuat pasangan menjadi terlalu mengekang dan berusaha agar kejadian tersebut tidak terulang lagi. Yang pasti untuk menyelesaikannya harus tahu akar permasalahannya.
2. Hindari Mencari Tahu Hal yang Sebenarnya Tidak Perlu
Sesekali melihat sosial media pasangan, lalu berusaha mengulik siapa mantan pacarnya, lalu mencari tahu mengapa bisa putus. Dan, hal-hal lainnya yang sebenarnya tidak perlu diketahui bisa menjadi awal mula sikap posesif dalam hubungan.
Hindari untuk mencari tahu hal-hal yang dapat membawa kecurigaan, batasi dan komunikasikan dengan baik agar tidak melukai ekspektasi satu sama lain mengenai pasangan.
3. Lupakan Masa Lalu
Mungkin sikap posesif ini muncul karena trauma masa lalu yang dikhianati oleh orang yang dipercaya. Pelan-pelan lupakan hal tersebut dan fokus pada masa kini, berlarut-larut dalam hal yang menyakiti diri tidak akan membuat segala sesuatu lebih baik.
Belajar melepaskan masa lalu bersama akan membantu untuk menjalani hubungan yang lebih sehat kedepannya.
4. Bersikap Terbuka Satu Sama Lain
Bersikap terbuka penting agar pasangan mengetahui perasaan yang sebenarnya, jangan menutupi sesuatu dan berujung menyalahkan satu sama lain. Untuk menghilangkan sikap posesif butuh kepercayaan yang dibangun dengan keterbukaan.
Tunjukkan kejujuran hati satu sama lain akan hal yang saat ini dirasakan dan dapat mengganggu hubungan. Sehingga sikap posesif dapat dicegah dan dihindari atau dapat berkurang seiring waktu.
5. Diskusikan Komitmen akan Hubungan
Sikap posesif juga dapat terjadi karena perasaan tidak aman dan perasaan rendah diri yang berlebihan. Merasa tidak cukup akan pasangan sehingga takut ditinggal secara tiba-tiba.
Diskusikan secara terbuka akan komitmen hubungan agar pasangan saling mengetahui keseriusan dalam menjalin hubungan dan mengurangi sikap tidak percaya dan tidak aman dalam hubungan tersebut.
6. Carilah Bantuan Profesional
Dalam beberapa kasus, sikap posesif dapat membahayakan dan sangat berlebihan, tentu hal ini dapat mengganggu hubungan di dalamnya. Bila berbagai cara telah diupayakan namun sikap posesif masih tidak bisa berkurang.
Maka mencari bantuan profesional untuk melakukan konseling dapat dipertimbangkan. Cara ini tidak akan menyudutkan salah satu pihak atau membuat keadaan semakin buruk, melainkan akan memberikan solusi yang tepat.
Itu dia Toppers, pengertian, ciri-ciri serta solusi untuk menghilangkan sikap posesif. Jalani hubungan yang sehat tanpa merugikan satu sama lain.
Tetapkan alasan dan tujuan mengapa hubungan tersebut dimulai dan yakin bahwa sikap posesif dapat dihentikan.
Penulis: Claudia Angelista Jeheskiel