Perilaku bullying tak jarang terjadi di sekolah. Ini dia dampak bullying terhadap anak dan peran orang tua dalam mencegah bullying.
Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara berulang-ulang oleh satu orang atau sekelompok orang terhadap individu lain yang dianggap lebih lemah. Bullying dapat terjadi di berbagai lingkungan, seperti sekolah, tempat kerja, bahkan di dunia maya.
Menurut sebuah laporan oleh UNICEF, sekitar 50% anak-anak di seluruh dunia mengaku pernah mengalami bullying di sekolah. Selain itu, berdasarkan data National Center for Education Statistics (NCES) melaporkan bahwa 20% siswa Amerika Serikat berusia 12-18 tahun melaporkan mengalami bullying di sekolah selama tahun ajaran.
Hal ini tentu menjadi permasalahan yang harus mendapatkan perhatian khusus. Karena perilaku bullying dapat menimbulkan dampak serius bagi kesehatan mental dan fisik anak. Lalu bagaimana dampak perilaku bullying terhadap anak-anak? Perhatikan informasi lengkapnya lewat ulasan di bawah ini.
Baca juga: Lagu Anak Indonesia Terbaik untuk Ajar Anak Bernyanyi
Jenis-Jenis Bullying

Sumber gambar: Canva
Bullying memiliki beberapa jenis, sesuai dengan bentuknya. Berikut ini jenis-jenis bullying yang perlu kamu ketahui.
- Bullying Fisik: Tindakan yang melibatkan kontak fisik seperti memukul, menendang, atau mendorong.
- Bullying Verbal: Menghina, mengejek, atau mengancam secara lisan.
- Bullying Sosial: Mengucilkan atau menyebarkan rumor tentang seseorang.
- Cyberbullying: Menggunakan teknologi digital untuk mengganggu atau merendahkan orang lain.
Menurut data dari berbagai studi, sekitar 1 dari 3 anak pernah mengalami bullying di sekolah. Dampaknya sangat serius dan dapat mempengaruhi kesehatan mental, emosional, dan fisik anak.
Bullying Bisa Terjadi di Sekolah

Sumber gambar: Canva
Bullying di sekolah sering kali disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk dinamika kekuasaan, tekanan teman sebaya, dan lingkungan keluarga yang tidak mendukung. Beberapa faktor utama yang dapat menyebabkan bullying di sekolah meliputi:
- Dinamika Kekuasaan: Anak-anak yang merasa memiliki kekuatan atau dominasi atas teman-temannya mungkin cenderung membully untuk mempertahankan posisi mereka.
- Tekanan Teman Sebaya: Keinginan untuk diterima oleh kelompok teman sebaya bisa mendorong anak-anak untuk membully orang lain.
- Lingkungan Keluarga: Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang penuh dengan kekerasan atau kurang perhatian mungkin cenderung membully sebagai bentuk pelarian atau penyaluran frustasi mereka.
Guru dan administrasi sekolah memiliki peran penting dalam mencegah dan menangani bullying. Mereka perlu memberikan pendidikan tentang bullying dan menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan inklusif.
Selain itu, kebijakan anti-bullying di sekolah sangat penting untuk memastikan bahwa semua siswa merasa aman. Kebijakan ini harus mencakup prosedur pelaporan, tindakan disipliner, dan program dukungan untuk korban bullying.
Dampak Bullying Terhadap Anak

Sumber gambar: Canva
Bullying dapat menimbulkan efek serius bagi kesehatan mental dan fisik anak. Karena anak korban bullying biasanya mengalami kecemasan dan trauma yang perlu mendapatkan penanganan khusus. Berikut ini dampak bullying pada anak-anak.
1. Dampak Emosional dan Psikologis
Anak yang menjadi korban bullying sering mengalami kecemasan, depresi, dan kehilangan harga diri. Mereka mungkin merasa takut untuk pergi ke sekolah dan menarik diri dari pergaulan sosial.
2. Dampak Fisik
Bullying fisik dapat menyebabkan cedera dan rasa sakit fisik. Bahkan bullying non-fisik seperti verbal dan sosial dapat menyebabkan gejala fisik seperti sakit kepala, sakit perut, dan masalah tidur.
3. Dampak Akademis
Anak-anak yang di-bully seringkali menunjukkan penurunan prestasi akademis. Mereka mungkin kehilangan minat dalam belajar, sering absen, dan mengalami kesulitan konsentrasi di kelas.
4. Dampak Jangka Panjang
Dampak bullying dapat berlanjut hingga dewasa. Beberapa korban bullying mengalami masalah kesehatan mental yang berkepanjangan, kesulitan dalam membangun hubungan, dan risiko tinggi terhadap perilaku merusak diri.
Cara Mencegah Bullying

Sumber gambar: Canva
Bullying adalah masalah serius yang memerlukan perhatian dari semua pihak. Dengan pendidikan, kebijakan yang tepat, dan kerjasama antara sekolah, orang tua, dan masyarakat, kita dapat menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi semua anak.
Namun, peran orang tua di rumah ternyata juga membentuk kepribadian anak. Hal ini sangat berpengaruh terhadap perilaku bullying anak. Berikut ini cara mencegah bullying yang bisa kamu praktikkan untuk anak.
1. Membangun Komunikasi Terbuka
Peran orang tua dalam mendidik anak tentu sangat dibutuhkan. Anak butuh didengar agar mereka merasa dihargai keberadaannya. Dengan mendengarkan anak dan menciptakan lingkungan di mana mereka merasa aman untuk berbicara tentang pengalaman dan perasaan mereka sangat diperlukan di rumah. Orang tua juga bisa membuat diskusi kecil tentang apa itu bullying, bagaimana mengenalinya, dan apa yang harus dilakukan jika mereka atau teman mereka menjadi korban.
2. Memberikan Dukungan Emosional
Jika anak menjadi korban bullying di sekolah, dukungan emosional sangatlah dibutuhkan dari orang tua. Anak-anak perlu tahu bahwa mereka tidak sendirian dan bahwa orang tua mereka mendukung mereka sepenuhnya. Dorong anak untuk terlibat dalam kegiatan yang mereka sukai dan membantu mereka membangun harga diri yang positif.
3. Bekerja Sama dengan Sekolah
Jika anak menjadi korban bullying, laporkan insiden tersebut kepada pihak sekolah dan bekerja sama untuk menemukan solusi. Orang tua harus aktif terlibat dalam pertemuan dan kegiatan sekolah yang membahas tentang bullying dan keselamatan anak.
4. Mengajarkan Keterampilan Sosial dan Emosional
Membantu anak-anak memahami perasaan orang lain dan mengembangkan keterampilan sosial yang baik dapat mencegah perilaku bullying. Ajarkan anak bagaimana menyelesaikan konflik dengan cara yang konstruktif dan tanpa kekerasan.
5. Menjadi Teladan yang Baik
Orang tua harus menjadi teladan yang baik dengan menunjukkan perilaku hormat dan tanpa kekerasan dalam interaksi sehari-hari. Ciptakan lingkungan keluarga yang mendukung dan penuh kasih sayang untuk membantu anak merasa aman dan dihargai.
Baca juga: ISPA Pada Anak: Gejala, Penyebab & Cara Menagatasi
Itulah dampak bullying pada anak dan peran orang tua dalam mencegah bullying. Pastikan anak selalu merasa didengan dan didukung secara emosional, supaya perkembangan emosional anak baik.
Jangan lupa beli kebutuhan anak di Tokopedia! Kamu bisa temukan berbagai kebutuhan buah hati, mulai dari susu formula, popok bayi, stroller, hingga tempat bekal anak. Dapatkan berbagai promo menarik, cashback, hingga bebas ongkir sekarang!
Referensi:
- UNICEF. (2020). Hidden in Plain Sight: A Statistical Analysis of Violence Against Children. New York: United Nations Children's Fund.
- National Center for Education Statistics (NCES). (2019). Student Reports of Bullying: Results from the 2017 School Crime Supplement to the National Crime Victimization Survey. Washington, D.C.: U.S. Department of Education.
- European Union Agency for Fundamental Rights. (2019). Bullying and Violence in Schools: A European Perspective. Luxembourg: Publications Office of the European Union.
- World Health Organization. (2018). Health Behavior in School-Aged Children (HBSC) Study. Geneva: World Health Organization.
- Olweus, D. (1993). Bullying at School: What We Know and What We Can Do. Malden, MA: Blackwell Publishing.
Penulis: Nada Karisma Oktavia