Hipertensi adalah kondisi umum yang ditandai peningkatan tekanan darah. Ketahui gejala, penyebab dan cara mengobatinya.
Ditinjau oleh: dr. Putri Sarah
Secara global, 1 dari 4 pria dan 1 dari 5 wanita mengalami kondisi hipertensi. Dilansir Kemenkes RI, jumlah penderita terus meningkat setiap tahun. Diperkirakan pada 2025 akan ada 1,5 miliar orang mengalaminya dan setiap tahunnya terdapat 10,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya.
Secara definisi, hipertensi adalah kondisi umum yang ditandai dengan adanya peningkatan tekanan darah di atas batas normal. Sekilas, mungkin hipertensi terlihat sebagai kondisi yang bergejala ringan.
Namun, faktanya, hipertensi merupakan keadaan medis yang serius dan dapat meningkatkan risiko penyakit berbahaya seperti jantung, otak, ginjal, dan masih banyak lagi. Hal ini dibuktikan dari World Health Organization (WHO) yang mengatakan bahwa hipertensi adalah penyebab utama kematian dini di seluruh dunia.
Dilansir dari Layanan Kesehatan Nasional (National Health Service), berikut adalah panduan umum tekanan darah:
- Tekanan darah dianggap tinggi apabila di atas 140/90 mmHg atau 150/90 mmHg untuk yang berusia di atas 80 tahun.
- Tekanan darah ideal umumnya berada di rentang 90/60 mmHg dan 120/80 mmHg
Untuk penjelasan lebih detailnya lagi, yuk, simak gejala, penyebab, hingga cara mengobati hipertensi di bawah ini!
Baca Juga: 10 Buah Terbaik yang Ampuh Menurunkan Hipertensi
Gejala Hipertensi
Dalam kebanyakan kasus, individu tidak merasakan gejala apa pun saat mengalami hipertensi. Inilah yang menyebabkan tekanan darah tinggi mendapatkan julukan “silent killer.” Secara diam-diam, hipertensi berisiko merusak organ dalam tubuh mulai dari jantung, ginjal, dan bahkan pembuluh darah.
Pada umumnya, gejala hipertensi sendiri bervariasi, dari yang ringan hingga berat. Berikut adalah gejala yang dialami ketika kasus hipertensi sudah cukup berat atau lama tidak tertangani:
- Cemas
- Mimisan
- Mudah lelah
- Sakit kepala
- Sesak napas
- Tremor otot
- Gangguan tidur
- Masalah penglihatan
- Telinga berdengung
- Wajah menjadi memerah
- Irama jantung tidak teratur
- Muncul darah di urine
Mengutip dari berbagai sumber, berbagai gejala ini masih sangat jarang ditemukan. Bahkan, sepertiga penderita hipertensi tidak sadar bahwa ia memiliki tekanan darah tinggi hingga muncul tanda kerusakan pembuluh darah.
Baca Juga: Penyakit Jantung Koroner: Penyebab Kematian Tertinggi
Penyebab Hipertensi
Dilihat dari penyebabnya, hipertensi bisa terbagi menjadi dua, yakni hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Berikut adalah penjelasan masing-masing jenisnya:
1. Hipertensi primer atau esensial
Hipertensi primer adalah jenis hipertensi yang paling banyak diderita, sebanyak 90-95% kasus hipertensi merupakan hipertensi primer. Walaupun penyebabnya seringkali tidak diketahui, tapi ada berbagai kondisi yang merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi primer, antara lain:
- Riwayat hipertensi dalam keluarga
- Gaya hidup kurang sehat seperti banyak mengonsumsi makanan tinggi garam, jarang berolahraga, merokok, dan kelebihan berat badan.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang disebabkan oleh kondisi kesehatan yang spesifik. Biasanya, ini melibatkan gangguan pada ginjal, pembuluh darah, jantung, dan gangguan pada hormon.
Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan hipertensi sekunder:
- Diabetes
- Kehamilan
- Penyakit ginjal kronis/Chronic Kidney Disease (CKD)
- Pheochromocytoma, kanker langka dari kelenjar adrenal
- Sindrom Cushing, yang dapat disebabkan oleh obat kortikosteroid
- Hiperplasia adrenal kongenital/Congenital Adrenal Hyperplasia (CAH), kelainan kelenjar adrenal yang mensekresi kortisol
- Hipertiroidisme, kondisi akibat hormon tiroid yang terlalu banyak
- Hiperparatiroidisme, ketika jumlah hormon paratiroid berlebihan
- Sleep apnea, merupakan gangguan tidur yang menyebabkan pernapasan penderitanya sering berhenti
Baca Juga: Buah yang Baik untuk Kesehatan Jantung, Basmi Kolesterol
Cara Mengobati Hipertensi
Untuk mengobati hipertensi, umumnya akan disesuaikan dengan jenis hipertensi yang dialami. Berikut adalah masing-masing cara mengobatinya berdasarkan jenis hipertensi:
1. Hipertensi Primer
Apabila dokter mendiagnosis Toppers mengalami hipertensi primer, maka hal pertama yang dapat dilakukan adalah menerapkan pola hidup sehat, seperti:
- Menghentikan kebiasaan merokok
- Mengurangi asupan garam (jika bisa kurang dari 6 g sehari)
- Mengonsumsi makanan yang lebih sehat (rendah lemak)
- Mengurangi konsumsi minuman beralkohol dan berkafein
- Menurunkan berat badan dengan sehat (ideal)
Perubahan gaya hidup ini dapat secara efektif membantu menurunkan tekanan darah tinggi. Lakukan pengukuran tekanan darah secara rutin agar dapat memonitor kondisi tekanan darah. Apabila pola hidup sehat ini ternyata tidak cukup, maka dokter mungkin akan meresepkan obat untuk menurunkan hipertensi:
2. Hipertensi Sekunder
Jika Toppers mengalami hipertensi sekunder, maka diperlukan pemeriksaan lanjutan untuk menemukan masalah yang mendasari terjadinya hipertensi. Sebab, untuk dapat mengontrol hipertensi sekunder diperlukan kontrol terhadap kondisi atau penyakit lain yang menjadi penyebabnya.
Misalnya, Toppers mengonsumsi obat untuk masalah kesehatan lainnya dan ternyata ini menimbulkan efek samping seperti meningkatkan tekanan darah, maka dokter akan mengupayakan untuk mengganti obat yang tidak memiliki efek samping ini.
Tentunya pengobatan yang diberikan juga harus tetap diiringi dengan pola hidup sehat. Ikutilah instruksi dokter dalam mengonsumsi obat-obatan penurun tekanan darah agar dapat terjadi perbaikan yang optimal. Hindari menghentikan atau mengubah dosis obat hipertensi sendiri karena dapat memicu kondisi berbahaya.
Baca Juga: Gagal Jantung Usia Muda: Penyebab, Gejala & Deteksi Dini
Kapan Harus ke Dokter?
Tekanan darah sebaiknya dicek secara rutin untuk menghindari terjadinya hipertensi. Sebetulnya, tekanan darah dapat dicek secara mandiri di rumah dengan alat bernama tensimeter atau sfigmomanometer. Agar hasilnya tepat, lakukan pengecekan tekanan darah pada kedua lengan dan gunakan manset lengan dengan ukuran yang pas.
Akan tetapi, jika Toppers tidak memilikinya, kamu bisa mengunjungi dokter dan ukur tekanan darahmu secara berkala. Terlebih lagi, jika kamu mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas. Segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan terbaik.
Deteksi hipertensi dan obatilah sejak dini agar kamu bisa meminimalisasi masalah kronis lainnya, Toppers!
Temukan berbagai kebutuhan produk kesehatan terjamin yang aman dan lengkap di sini!
Referensi:
- https://emedicine.medscape.com/article/241381
- https://www.who.int/health-topics/hypertension#tab=tab_1
- https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hypertension
- https://www.nhs.uk/conditions/high-blood-pressure-hypertension/
- https://www.healthline.com/health/high-blood-pressure-hypertension
- https://www.webmd.com/hypertension-high-blood-pressure/default.htm
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/150109
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-pressure/symptoms-causes/syc-20373410
- http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/hari-hipertensi-dunia-2019-know-your-number-kendalikan-tekanan-darahmu-dengan-cerdik
Penulis: Oeren Lee