Stunting pada anak bukanlah hal sepele, sebab berdampak buruk bagi anak. Bunda, kenali stunting pada anak dan penyebabnya yuk.
Tumbuh kembang anak menjadi perhatian penting bagi setiap orang tua. Tentunya semua orang tua menginginkan anak berkembang sesuai dengan tahapan pertumbuhan pada umumnya. Namun, tak jarang abnormalitas terjadi pada tumbuh kembang anak, salah satunya stunting.
Apa Itu Stunting?
Stunting adalah kondisi dimana pertumbuhan pada anak terganggu akibat kekurangan nutrisi dalam jangka waktu yang lama. Gizi buruk penyebab stunting pada anak ini bisa diakibatkan gizi buruk pada ibu maupun pada anak dalam masa vital tumbuh kembangnya.
Dampak stunting pada anak umumnya menyebabkan anak memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari anak seumurannya. Selain berdampak pada tinggi badan, kemampuan belajar anak cenderung lebih rendah serta anak jadi rentan terhadap penyakit.
Walaupun begitu, stunting sering dianggap sepele di kalangan masyarakat. Padahal, pertumbuhan tinggi seorang anak berfungsi sebagai penanda berbagai kelainan patologis yang terkait dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas, hilangnya potensi pertumbuhan fisik, penurunan perkembangan saraf dan fungsi kognitif serta peningkatan risiko penyakit kronis di masa dewasa.
baca juga: 10 Cara Jitu Menambah Berat Badan Anak yang Kurus agar Ideal
Lantas, Apa Penyebab Stunting Pada Anak?
1. Kadar Gizi Buruk Sejak Masa Kehamilan

Ketika kehidupan dimulai di dalam rahim, embrio yang sedang berkembang bergantung pada makanan yang dikonsumsi ibu untuk mendorong pertumbuhan, dan ini berlanjut setelah kelahiran melalui proses menyusui.
Nutrisi ibu yang buruk bisa membatasi pertumbuhan janin. Pertumbuhan janin yang buruk, pada akhirnya meningkatkan risiko kematian neonatal. Dalam 1000 hari pertama, risiko stunting terkait erat dengan kesehatan ibu. Kemungkinan stunting untuk bayi meningkat jika ibu terinfeksi malaria, cacingan, atau HIV / AIDS.
Wanita yang menderita hipertensi selama kehamilan ada kemungkinan mengalami komplikasi yang meningkatkan risiko berat badan bayi di bawah rata-rata dan kelahiran prematur. Selain itu, pada kasus kehamilan di masa remaja menimbulkan persaingan penyerapan nutrisi antara ibu yang masih dalam tumbuh kembang dan janinnya.
2. Lingkungan Tidak Mendukung

Kelalaian atau ketidakhadiran pengasuh dapat menyebabkan kebutuhan makan anak tidak maksimal dan kesempatan bagi anak untuk bermain dan belajar menjadi lebih sedikit, keduanya berpotensi menghambat pertumbuhan dan perkembangan si kecil.
Selain itu, ketika akses untuk mendapatkan makanan yang berkualitas terbatas atau bahkan terhambat sama sekali karena alasan ekonomi, anak jadi tidak mendapat gizi yang seharusnya sumber hewani seperti produk susu, telur, dan daging.
3. Kurangnya MPASI (Makanan Pendamping ASI) Sebagai Asupan Tambahan

Mulai usia 6 bulan, kebutuhan anak akan energi dan nutrisi tidak cukup disokong dari asupan ASI saja. Solusinya adalah menggabungkan pemberian ASI dengan makanan pelengkap, seperti sereal dan makanan pokok lainnya, buah-buahan dan sayuran halus, susu dan telur, dan ikan dan daging. Oleh sebab itu, kurangnya asupan MPASI adalah salah satu penyebab stunting pada anak.
baca juga: Resep Bubur Bayi Sehat untuk MPASI
4. Masalah Kebersihan Makanan dan Air

Penyebab stunting pada anak selanjutnya datang dari masalah kebersihan makanan dan air yang tidak terjamin. Makanan dan air yang terkontaminasi oleh polutan lingkungan atau yang disebut mikotoksin, bahan kimia berbahaya yang diproduksi oleh jamur pada makanan sisa, dapat menyebabkan infeksi yang menghambat pertumbuhan.
Hal-hal sederhana seperti mencuci tangan dengan sabun menggunakan air bersih dan memastikan kondisi sanitasi dapat meminimalkan risiko infeksi seperti diare, yang menghentikan anak-anak dari pertumbuhan yang baik. Makanan yang disimpan di tempat terbuka atau di wadah yang tidak bersih, atau dibiarkan pada suhu yang memungkinkan bakteri untuk tumbuh, juga dapat membuat anak-anak sakit serta menghambat pertumbuhan mereka.
5. Tidak Mendapat ASI eksklusif

WHO (World Health Organization) merekomendasikan bahwa ibu mulai menyusui dalam waktu satu jam setelah kelahiran, kemudian secara eksklusif menyusui bayi mereka sampai usia enam bulan. Akan lebih baik jika bisa melanjutkan menyusui sampai anak bunda mencapai usia dua tahun atau lebih. Anak yang tidak mendapat ASI eksklusif memiliki kemungkinan lebih besar mengalami stunting.
6. Infeksi

Penyebab stunting pada anak bisa saja karena terserang infeksi. Penyakit diare dan penyakit pernapasan diketahui berdampak buruk pada pertumbuhan anak. Stunting terjadi ketika tinggi badan anak tergolong rendah untuk berat badan mereka.
Ini dapat memiliki konsekuensi jangka panjang pada pertumbuhan linier, terutama ketika tidak didukung dengan asupan makanan yang sehat. Sebagai contoh, 25% dari anak-anak yang terkena diare sebanyak lima kali atau lebih sebelum usia 2 tahun adalah penyebab utama stunting pada anak.
7. Lingkungan yang Tidak Higienis

Sering terpapar mikroba melalui lingkungan dengan tingkat kebersihan yang buruk dapat menyebabkan infeksi subklinis dan peradangan di mana gejalanya tidak terlihat. Anak-anak yang terkena dampaknya berpotensi menderita kerusakan usus parah dan tidak dapat menyerap nutrisi dari makanan secara efektif.
baca juga: 10 Susu Peninggi Badan Terbaik Berkalsium Tinggi untuk Anak & Remaja
Demikian beberapa penyebab stunting pada anak yang penting untuk bunda ketahui. Salah satu mengapa menghabiskan waktu dengan anak sangat penting adalah agar bunda bisa mengamati dengan seksama perkembangan si kecil.
Stunting pada anak bukanlah hal sepele, bunda. Sebab stunting tidak hanya mempengaruhi tinggi badan, namun bisa merembet pada faktor pertumbuhan anak lainnya.
Penulis: Nathania Griselda