• socmed Facebook icon
  • socmed Instagram icon
  • socmed Twitter icon
  • socmed Youtube icon
Tokopedia
Tokopedia Blog - Home
MORE STORIES

Tanda Anak Mengalami Dehidrasi

09 October 2021
Share
Tanda Anak Mengalami Dehidrasi

Waspadai kehilangan elektrolit ketika anak mengalami dehidrasi karena diare dan muntah.


Komposisi tubuh anak dengan orang dewasa sangatlah berbeda, khususnya untuk kandungan cairan di dalam tubuh. Pada anak-anak 65% tubuhnya mengandung cairan karena itu kebutuhan air menjadi rentan untuk mereka. 

Namun, kebanyakan anak-anak masih belum bisa mengomunikasikan dengan jelas kalau mereka mengalami kehilangan cairan yang tidak disadari. Apalagi metabolisme tubuh pada anak-anak sangat tinggi sehingga rentan menyebabkan terjadinya dehidrasi.

BACA JUGA: Usus Sehat dengan Makanan Organik

Mengenali Tanda Dehidrasi pada Anak

Berapakah sebenarnya cairan yang dibutuhkan oleh anak? DR. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K) menjawab, untuk anak usia 2-3 tahun kebutuhan cairannya adalah sekitar 1.300ml per hari. “Ini adalah ukuran untuk kebutuhan cairan dasar, di mana kalau anak melakukan aktivitas fisik yang membuatnya berkeringat lebih banyak maka kebutuhan airnya jadi lebih banyak. Atau kalau mengalami konstipasi maka kebutuhan airnya pun jadi lebih banyak,” jelasnya pada Johnson’s Parents Club Expert Class “Bahaya Dehidrasi pada si Kecil dan Penanganannya” beberapa waktu lalu. 

Ariani kemudian menjabarkan definisi tentang dehidrasi yang adalah berkurangnya cairan total di dalam tubuh. Hal ini bisa terjadi karena asupan cairan yang kurang, kehilangan cairan atau karena kedua-duanya. Adapun penyebab dehidrasi akibat kehilangan cairan pada anak disebut Ariani, penyebab terseringnya adalah karena penyakit seperti diare, muntah, diare dan muntah. “Penting bagi orang tua untuk mengenali bagaimana tanda dehidrasi pada anak karena kebanyakan dari mereka masih belum bisa mengerti dan menjelaskan dengan baik apa yang terjadi dalam tubuhnya.”

Adapun dehidrasi pada anak ada 2 jenis yaitu dehidrasi ringan sedang dan dehidrasi berat. “Keduanya memiliki gejala yang berbeda sesuai derajat dehidrasinya,” imbuh Ariani. Untuk dehidrasi ringan sedang gejala yang paling signifikan adalah nadi menjadi agak cepat, turgor atau elastisitas kulit mulai menurun, pernapasan agak cepat dan berkemihnya jarang. Sedangkan dehidrasi berat pada anak gejalanya adalah nadinya susah diraba, tekanan darah rendah, turgor kulit menjadi sangat lambat, bibir kering, air mata tidak keluar saat menangis, pernapasan dalam dan cepat, berkemihnya jarang sekali atau tidak sama sekali. “Berat badannya juga akan turun sangat signifikan karena komposisi tubuhnya sebagian besar adalah cairan,” tegas Ariani.

BACA JUGA: Christian Sugiono: Jadikan Ritual Cuci Tangan Sebagai Family Time

Dehidrasi dan Kehilangan Elektrolit

Hal lain yang juga harus diantisipasi saat anak mengalami dehidrasi adalah kehilangan elektrolit. Ariani menjelaskan pada anak yang mengalami dehidrasi karena aktivitas fisik berlebih, elektrolit yang paling banyak berkurang adalah natrium, klorida, dan kalium. “Tapi kalau dehidrasi karena diare maka elektrolit yang paling banyak berkurang adalah natrium dan kalium. 

Inilah yang kemudian membuat anak lemas karena fungsi elektrolit ini adalah untuk pergerakan otot dan mengirim sinyal listrik ke sel saraf. Maka ketika anak mengalami dehidrasi karena diare dan membuat elektrolitnya berkurang tidak cukup hanya diberikan air putih biasa. Perlu cairan elektrolit oral untuk menggantikan elektrolit yang hilang. “Kadang orang tua sering bingung, mengapa anaknya tetap lemas meski sudah diberikan banyak minum ketika diare. Ini karena elektrolit yang hilangnya belum diganti, akhirnya tetap lemas.”

Sering juga orang tua kemudian memberikan cairan elektrolit oral yang dijual secara bebas di pasaran. “WHO dan UNICEF menyarankan untuk anak yang mengalami dehidrasi karena kehilangan cairan dan elektrolit harus diberikan cairan dengan osmolaritas rendah.” Osmolaritas sendiri artinya adalah kekentalan. Ariani menyebutkan WHO dan UNICEF menganjurkan untuk mengatasi kehilangan elektrolit akibat dehidrasi pada anak adalah 245 osmo per liter. 

Apa yang terjadi kalau yang diberikan cairan oral pengganti elektrolit tidak sesuai standar? “Karena tingkat kepekatannya tidak rendah maka cairan tersebut justru akan menarik air keluar tubuh dan akan semakin membuat dehidrasi, plus justru membuat semakin diare,” ujarnya seraya menyebutkan contoh cairan elektrolit oral dengan osmolaritas yang dianjurkan adalah Vivity R hydrate. Faktor lain yang juga penting mendukung pemberian cairan elektrolit oral adalah volume dan frekuensi pemberian. “Orang tua harus selalu memperhatikan jumlah total asupan cairan harian anak agar mereka tetap terhidrasi, terutama disaat sedang sakit yang kebutuhannya 20% lebih banyak,” pungkas Ariani.

BACA JUGA: Rekomendasi Nama Jepang Terbaik untuk Anak Perempuan dan Artinya


Itulah penjelasan terkait tanda-tanda anak mengalami dehidrasi dan cara menanganinya, Toppers. Jika kamu melihat buah hati mengalami gejala dehidrasi, segera lakukan penanganan dengan mengikuti cara yang telah disebutkan di atas ini, Toppers!  

Share
TokopediaTokopedia

Related Articles

11 Obat Diare Anak untuk Usia 1 hingga 5 Tahun
Kids and Parenting
11 Obat Diare Anak untuk Usia 1 hingga 5 Tahun
© 2009-2023, PT Tokopedia