Bahaya insomnia bagi tubuh yang sangat serius. Ingatan menurun, muncul penyakit mematikan hingga obesitas.
Menurut Centers of Disease Control and Prevention (CDC), insomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan ketidakmampuan seseorang untuk memulai atau mempertahankan tidur. Ini juga terjadi ketika seseorang secara konsisten bangun terlalu pagi dan tidak dapat melanjutkan tidur kembali.
Seseorang yang mengalami insomnia umumnya dilatarbelakangi karena adanya masalah stres, penyakit kronis, atau efek samping pengobatan. Namun, dilansir dari Medical News Today, 75% penderita insomnia tidak mengalami insomnia berkepanjangan.
Terdapat konsekuensi atau bahaya insomnia yang mengintai apabila penderita belum dapat menemukan cara yang tepat untuk menyembuhkan kebiasaan buruk ini.
Baca Juga: Insomnia: Gejala, Penyebab & Cara Mengatasi
Bahaya Penyakit Insomnia Bagi Tubuh
Insomnia dapat berdampak pada kinerja tubuh dan otak saat beraktivitas. Berdasarkan CDC, manusia membutuhkan waktu 7-9 jam untuk tidur di malam hari. Apabila kekurangan tidur, tubuh akan merespon berbeda yang menghasilkan menurunnya kinerja seseorang saat beraktivitas.
Melansir dari situs WebMD dan MedScape, berikut ini beberapa konsekuensi atau bahaya insomnia bagi tubuh:
1. Kesulitan untuk Berkonsentrasi
Salah satu konsekuensi atau bahaya insomnia yang paling umum dirasakan adalah kesulitan untuk melakukan konsentrasi. Hal ini menciptakan penurunan kinerja atau performa seseorang.
Kurang tidur karena insomnia merusak proses kognitif dalam banyak hal, antara lain mengganggu kemampuan memperhatikan, kewaspadaan, konsentrasi, penalaran, hingga pemecahan masalah (problem solving). Hal ini membuat seseorang lebih sulit untuk berpikir dan belajar secara efisien.
2. Kemampuan Mengingat Menurun
Mencoba menjaga ingatanmu tetap tajam? Cobalah untuk tidur yang cukup. Bahaya insomnia yang selanjutnya terkait dengan kemampuan mengingat atau memori otak.
Pada malam hari, berbagai siklus tidur berperan dalam “mengonsolidasikan” ingatan dalam pikiran. Jika kamu mengalami insomnia dan tidak cukup tidur, kamu akan merasa kesulitan untuk mengingat apa yang kamu pelajari dan alami sepanjang hari, dengan kata lain kemampuan mengingatmu dapat menurun pada aktivitas hari itu.
3. Merasa Lelah dan Mengantuk pada Sang Hari
Merasa lelah dan mengantuk pada siang hari adalah hal yang sangat mungkin terjadi apabila seseorang kekurangan tidur atau mengalami insomnia. Hal ini tentunya dapat mengganggu aktivitas harian seseorang dan memengaruhi kesehatannya.
Dilansir dari Cleveland Clinic, kelelahan (fatigue) itu lebih dari sekadar lelah atau mengantuk. Seseorang yang mengalami kelelahan merasa sangat terkuras, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Kurang tidur akibat insomnia juga menjadi salah satu penyebab kelelahan.
4. Kondisi Kesehatan Menurun
Bahaya insomnia yang perlu diwaspadai selanjutnya adalah kesehatan yang menurun. Beberapa kondisi kesehatan dapat menurun karena insomnia berkepanjangan (insomnia kronis). Beberapa penyakit yang dapat terjadi akibat insomnia kronis, antara lain:
- Penyakit jantung
- Serangan jantung
- Gagal jantung
- Detak jantung tak teratur
- Tekanan darah tinggi
- Stroke
- Diabetes
5. Terjadinya Perubahan Mood
Beberapa kali terjadi, mungkin kamu pernah merasakannya. Perasaan tidak enak badan atau tidak fit karena insomnia bisa sebabkan terjadinya perubahan mood, baik itu menjadi mudah emosi, atau merasa lebih sensitif.
Bagi seseorang yang mengalami insomnia kronis, bahaya insomnia yang dapat terjadi adalah timbulnya kecemasan hingga depresi. Laporan dari WebMD, insomnia seringkali menjadi salah satu gejala pertama dari depresi.
Insomnia dan depresi saling “memakan.” Kurang tidur seringkali memperburuk gejala depresi dan memang depresi dapat membuat lebih sulit untuk tertidur. Sisi positifnya, mengobati siklus tidur yang bermasalah dapat membantu mengobati depresi dan gejalanya, serta sebaliknya. Maka, tidur yang cukup adalah sebuah keharusan.
Baca Juga: Manfaat Garam Himalaya, Atasi Insomnia hingga Awet Muda
6. Hubungan Keluarga dan Sosial Menurun
Bahaya insomnia yang satu ini masih ada kaitannya dengan perubahan mood akibat insomnia.
Perubahan mood yang terjadi karena insomnia dapat menjadikan seseorang mudah tersinggung, lebih cepat marah, atau merasa lebih sensitif. Perasaan tubuh yang tidak fit atau pikiran yang sulit berkonsentrasi juga dapat membuat seseorang merasa tidak ingin berbaur atau diganggu.
Hal ini dapat memengaruhi kemampuan seseorang menikmati hubungan keluarga dan sosial.
7. Obesitas
Ketika belum dapat tidur pada malam hari, seseorang dapat merasakan lapar yang mendorongnya untuk mengonsumsi sesuatu. Jika insomnia terjadi terus-menerus, kebiasaan ini dapat terjadi secara berulang, yang dapat menyebabkan bertambahnya berat badan hingga kemungkinan obesitas.
Penelitian terbaru membicarakan tentang hubungan antara tidur dan peptida yang mengatur nafsu makan. Terdapat hormon ghrelin yang merangsang rasa lapar dan hormon leptin yang memberi sinyal rasa kenyang ke otak dan menekan nafsu makan. Ketika seseorang mengalami waktu tidur yang lebih pendek, seseorang cenderung mengalami penurunan hormon leptin dan peningkatan hormon ghrelin.
Penelitian tersebut memahami bahwa kurang tidur dapat merangsang nafsu makan. Lebih lanjut, penelitian tersebut memahami bahwa nafsu makan yang terangsang saat waktu tidur lebih pendek adalah makanan yang tinggi lemak dan tinggi karbohidrat. Hal inilah yang dapat menjelaskan tentang hubungan waktu tidur yang lebih pendek (atau dapat juga insomnia) terhadap bertambahnya berat badan, hingga kemungkinan obesitas.
8. Kantuk Rentan Kecelakaan
Insomnia dapat menyebabkan timbulnya rasa kantuk. Kantuk yang menyebabkan berkurangnya konsentrasi sangat membahayakan apabila melakukan perjalanan sendiri. Dilansir dari WebMD, beberapa kasus kecelakaan terjadi karena seseorang mengantuk karena kelelahan.
Mengantuk dapat memperlambat waktu reaksi otak sama seperti ketika seseorang mengemudi dalam keadaan mabuk. The National Highway Traffic Safety Administration, Amerika Serikat, memperkirakan bahwa kelelahan adalah penyebab 100.000 kecelakaan mobil dan 1.550 kematian dalam satu tahun di Amerika Serikat. Masalah ini paling banyak terjadi pada orang di bawah 25 tahun.
Selain kecelakaan lalu lintas, studi menunjukkan bahwa kurang tidur dan kualitas tidur yang buruk juga menyebabkan kecelakaan dan cedera di tempat kerja. Dalam sebuah penelitian, pekerja yang mengeluhkan kantuk berlebihan di siang hari memiliki lebih banyak kecelakaan kerja, terutama kecelakaan kerja berulang. Mereka juga memiliki lebih banyak hari sakit per kecelakaan.
9. Meningkatkan Risiko Kematian
Insomnia berkepanjangan (kronis) apabila belum diobati dapat menjadi masalah yang serius hingga meningkatkan risiko kematian. Penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan risiko kematian sebanyak dua kali lipat pada individu yang memiliki tidur kurang dari 5 jam setiap malam. Oleh karena itu, perlu adanya tindak lanjut apabila kamu mengalami insomnia yang berkepanjangan, ya, Toppers.
Baca Juga: Jenis Lampu Tidur yang Bisa Bantu Tidur Nyenyak
Kesimpulannya, Insomnia tidak bisa dianggap sebagai sesuatu yang sepele. Terdapat bahaya penyakit insomnia yang mengintai apabila tidak segera diobati. Jika kamu mengalami insomnia selama beberapa hari berturut-turut, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan lanjutan.
Kamu bisa lakukan langkah preventif dengan melengkapi produk kesehatan yang kamu butuhkan dan bisa didapatkan di Tokopedia.
Selain itu, kamu juga bisa dapatkan produk untuk kamar tidur, mulai dari kasur hingga bantal yang dapat membantumu tidur lebih nyaman dan membantu mengurangi insomnia.
Referensi:
- https://www.cdc.gov/sleep/about_sleep/key_disorders.html
- https://www.cdc.gov/sleep/about_sleep/how_much_sleep.html
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/9155
- https://www.webmd.com/sleep-disorders/features/10-results-sleep-loss
- https://emedicine.medscape.com/article/1187829-overview
- https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/21206-fatigue
Penulis: Nabila Zahra Apriliani