• socmed Facebook icon
  • socmed Instagram icon
  • socmed Twitter icon
  • socmed Youtube icon
Tokopedia
Tokopedia Blog - Home
MORE STORIES

Menguak 7 Mitos Seputar ADHD

05 October 2021
Share
Menguak 7 Mitos Seputar ADHD

Mengetahui fakta sebenarnya tentang ADHD akan membantu Anda memberikan terapi terbaik untuk anak dengan ADHD.


Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD adalah gangguan pada perkembangan otak anak yang menyebabkan ia kesulitan memusatkan perhatian serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif. 

Kondisi ini adalah gangguan kesehatan mental, yang menurut National Alliance of Mental Illness (NAMI), dialami 9% anak-anak dan 4% orang dewasa. Sampai saat ini, masih banyak orang yang tidak familiar dengan kondisi anak dengan ADHD sehingga banyak salah persepsi yang berkembang.

Hal ini membuat anak dengan ADHD tidak mendapatkan terapi yang tepat, hingga sangat memengaruhi tumbuh kembang anak, baik secara psikologis maupun interaksi sosialnya. Padahal, kalau anak dengan ADHD mendapatkan terapi yang tepat, maka dia dapat tumbuh sehat serta bahagia. 

BACA JUGA: Apakah Anak ADHD Bisa Sembuh?

Mitos ADHD

Sebelum melabeli anak-anak yang tidak bisa diam dengan sebutan ADHD, mari kita ungkap tabir selubung mitos-mitos tentang gangguan kesehatan mental ini. 

Semoga dengan begitu, kita bisa menjadi orang-orang dewasa yang memberikan kesempatan bagi anak-anak dengan ADHD untuk tumbuh sebagaimana mestinya. Tanpa berlama-lama lagi, berikut adalah mitos-mitosnya:

  1. Anak Mengalami ADHD karena Pengasuhan Orang Tua yang Buruk

Karena anak ADHD memiliki kesulitan untuk mengikuti instruksi, maka kebanyakan orang langsung menyalahkan orang tua yang tidak dapat mengasuh anak dengan baik. Padahal, ADHD adalah kondisi gangguan mental yang salah satu penyebabnya adalah tidak seimbangnya zat kimiawi di otak. 

Alhasil, mereka kesulitan untuk memahami perilaku sosial. Ini mengapa anak dengan ADHD harus menjalani terapi kognisi serta interaksi sosial dengan psikiater untuk membantunya mengatasinya.

2. ADHD Bukan Riil Kondisi Medis

Faktanya, ada 3 institusi kesehatan yang memasukkan ADHD sebagai kondisi medis yang perlu penanganan regular. Adalah National Institutes of Health, Centers for Disease Control and Prevention, American Psychiatric Association yang menyepakati begitu. 

Ditambah lagi, berbagai penelitian menyebutkan kalau ADHD merupakan gangguan kesehatan mental yang dipengaruhi faktor genetika. Satu dari empat orang dengan ADHD memiliki orang tua dengan ADHD. Lalu, studi pencitraan menunjukkan ada perbedaan perkembangan otak antara anak dengan ADHD dibandingkan dengan anak tanpa ADHD.

3. Anak dengan ADHD Adalah Anak yang Pemalas

Percayalah, bahwa sesungguhnya anak-anak ADHD juga tidak ingin mengalami kesulitan untuk fokus. Sering kali mereka berusaha keras untuk tetap fokus tapi selalu gagal. Memaksa anak dengan ADHD untuk fokus mirip dengan meminta orang bermata minus untuk melihat benda dengan jarak jauh tanpa kacamata. 

Berbagai penelitian menunjukkan, ada reaksi yang berbeda pada otak anak dengan ADHD. Ini membuat otak mereka perlu waktu yang cukup lama untuk fokus agar bisa bertindak terstruktur.

BACA JUGA: Perbedaan Anak Hiperaktif dengan ADHD

4. Semua Anak ADHD Pasti Hiperaktif

Tidak semua anak dengan ADHD ditandai dengan perilaku hiperaktif. ADHD sendiri memiliki 3 sub-tipe yaitu, dominan hiperaktif-impulsif, dominan inatentif, serta gabungan hiperaktif-impulsif dengan inatentif. Pada ADHD sub-tipe dominan hiperaktif-impulsif, memiliki masalah hiperaktif serta perilaku impulsif. 

Sementara, ADHD sub-tipe dominan inatentif, masalah utamanya adalah tidak dapat memperhatikan dengan baik atau fokus. Dan ADHD sub-tipe kombinasi, yang dialaminya adalah hiperaktif, impulsif, serta tidak dapat fokus.

5. ADHD Hanya Dialami oleh Anak Laki-Laki

Mispersepsi ini muncul karena memang anak laki-laki dua kali lebih sering terdiagnosa ADHD, tapi bukan berarti anak perempuan tidak ada yang mengalaminya. Bisa jadi anak perempuan banyak yang tidak terdiagnosa karena ADHD pada anak perempuan jarang ditandai dengan hiperaktif dan impulsif. 

ADHD pada anak perempuan biasanya ditandai dengan suka melamun dan mengabaikan semua hal yang terjadi di sekelilingnya.

6. Gangguan Kesulitan Belajar

ADHD bukanlah hanya gangguan kesulitan belajar yang bisa diatasi dengan mendaftarkan anak ke tempat les. Karena salah satu gangguan mereka adalah sulit untuk fokus maka akan memengaruhi kemampuan mereka untuk belajar. 

Alhasil, ketika di sekolah anak pun menjadi tidak bisa mengikuti semua pelajaran karena memiliki keterbatasan untuk memahami konsep membaca serta berhitung.

7. Gejala ADHD Akan Hilang dengan Sendirinya

Kebanyakan anak dengan ADHD tidak sepenuhnya bisa mengatasi berbagai gangguan yang dialaminya. Bisa saja beberapa gangguan kemudian diatasi anak, tapi jika tidak diterapi, akan ada peluang muncul kembali ketika mereka dewasa. Karena itu, penting untuk memberikan terapi yang tuntas untuk anak dengan ADHD. 

Umumnya terapi yang diberikan tidak hanya obat untuk menyeimbangkan neurotransmitter di otaknya tapi juga terapi perilaku agar anak dapat berinteraksi dengan baik di lingkungan sosial.

BACA JUGA: Kiat Mendampingi Anak ADHD di Masa New Normal

Itulah, berbagai mitos seputar ADHD, Toppers. Pastikan kamu memahaminya sehingga bisa merawat buah hati yang mengalami ADHD dengan baik layaknya anak pada umumnya! 

TAGS
    Share
    TokopediaTokopedia

    Related Articles

    10 Dongeng Anak Penuh Pesan Kebaikan untuk Antar si Kecil Tidur
    Kids and Parenting
    10 Dongeng Anak Penuh Pesan Kebaikan untuk Antar si Kecil Tidur
    © 2009-2023, PT Tokopedia