Apa itu Sleep Apnea – Sleep apnea adalah gangguan tidur serius di mana pernapasan sering berhenti selama tidur. Akibatnya, otak, mungkin tidak mendapat oksigen yang cukup, serta kualitas tidur menjadi buruk, yang dapat membuat penderita merasa lelah keesokan harinya.
Sleep apnea mengganggu pernafasan seseorang saat tidur. Kondisi ini merupakan penyakit serius terutama jika tidak diobati, karena dapat menyebabkan seseorang berhenti bernafas. Hal ini menyebabkan pernafasan dangkal beberapa kali ketika penderita tertidur, sehingga tubuh, terutama otak, kekurangan oksigen. Jeda singkat dalam pernapasan ini dapat berlangsung hanya dalam beberapa detik hingga beberapa menit. Hal ini juga dapat terjadi sangat sering, kadangkala terjadi hingga 30 kali dalam rentang satu jam.
Baca juga: 10 Cara Mengatasi Insomnia: Kenali Penyebab, Jenis, dan Cara Mengatasinya
Jeda pernapasan ini mungkin dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius dalam kurun waktu yang lama. Dalam kasus terburuk, ini dapat menyebabkan:
- Tekanan darah tinggi.
- Gagal jantung.
- Serangan jantung.
- Stroke.
- Diabetes.
- Sakit kepala.
- Depresi.
Sleep apnea sangat umum terjadi. Biasanya terjadi pada lebih banyak pria daripada wanita, sekitar 2-3 pria banding 1 wanita. Kondisi ini dapat terjadi pada penderita dengan usia berapapun, namun lebih banyak terjadi pada orang dewasa paruh baya. Sleep apnea dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko.
Ada 2 jenis sleep apnea:
- Sleep apnea obstruktif: jenis yang lebih umum, disebabkan oleh penyumbatan pada saluran pernapasan.
- Sleep apnea sentral: tidak disebabkan oleh penyumbatan saluran pernapasan, namun disebabkan oleh tidak stabilnya pusat kendali pernapasan. Akibatnya, otak gagal memberi sinyal agar otot bernapas.
Gejala sleep apnea
Gejala umum dari sleep apnea adalah:
- Mendengkur kencang.
- Orang lain menyadari ada beberapa interupsi napas saat kamu tidur.
- Bangun mendadak disertai sesak napas.
- Bangun dengan mulut kering atau sakit tenggorokan.
- Sakit kepala pagi hari.
- Kesulitan tidur (insomnia).
- Rasa kantuk pada siang hari yang berlebih (hypersomnia).
Baca juga: Inilah Makanan Pengantar Tidur yang Membuatmu Terlelap
Penyebab sleep apnea
Penyebab sleep apnea obstruktif dan sleep apnea sentral berbeda:
Sleep apnea obstruktif, saat otot belakang tenggorokan mengendur, saluran pernapasan menyempit dan menutup saat bernapas. Hal ini dapat menurunkan oksigen pada tubuh. Kondisi ini disadari otak dan membangunkan penderita dari tidur untuk membuka kembali saluran pernapasan. Biasanya bangun sangat sebentar hingga penderita dengan sleep apnea tidak mengingatnya.
Sleep apnea sentral, otak penderita gagal mengirimkan sinyal untuk otot bernapas. Ini membuat otot tidak bernapas untuk beberapa waktu. Penderita dapat bangun dengan sesak napas atau memiliki kesulitan untuk tidur.
Apa saja tes yang biasa dilakukan agar mengetahui sleep apnea.
Diagnosis sleep apnea dapat dimulai dengan menanyakan gejala yang dialami penderita, pemeriksaan fisik, termasuk tekanan darah, mengukur tinggi badan, berat badan dan leher, serta pemeriksaan darah.
Tes untuk mendeteksi sleep apnea meliputi:
- Nocturnal polysomnography.
- Tes home sleep: mengukur detak jantung, kadar oksigen dalam darah, aliran udara dan pola pernapasan.
Selain observasi tidur di fasilitas medis, hal ini juga bisa dilakukan di rumah dengan alat perekam untuk mengamati tidur pasien di rumah. Alat tersebut merekam kadar oksigen dalam darah, detak jantung, pola pernapasan, dan aliran udara. Jika pasien mengalami sleep apnea, hasil tes akan menunjukkan kadar oksigen yang rendah saat apnea, namun kembali meningkat saat bangun.
Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi dan mengurangi gejala sleep apnea?
Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang membantu kamu mengatasi sleep apnea:
- Kurangi berat badan berlebih.
- Olahraga.
- Hindari alkohol dan obat-obatan tertentu seperti penenang dan pil tidur.
- Tidur pada sisi atau tengkurap dibanding tidur telentang pada punggung.
- Jaga saluran nasal tetap terbuka saat malam hari.
- Berhenti merokok jika kamu perokok.
Disclaimer: artikel ini hanya bersifat informatif, tidak dapat dijadikan acuan medis. Hubungi Dokter untuk konsultasikan masalah kamu jika kamu merasa menderita sleep apnea atau mengalami gejala sleep apnea. Daftar gejala sleep apnea yang ditulis tidak hanya itu saja, masih ada beberapa gejala lainnya yang belum terdeteksi atau gejala yang tidak dituliskan.